JEJAK SANG PENGAGUM

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sayap sayap sang pengantar pesan menutupi kesadaranku Pelukannya seperti cengkeraman malam pada bumi, Erat dan pasti. Wajahnya yang berduka meneguhkan hatiku Tapi tubuh dan jiwa ini tak mampu bertahan, Hanya mampu ditentramkan dalam keheningan Saat kegelapan sepenuhnya melindungiku, Aku tak lagi sadarkan diri. Cahaya mata malam dilangit membenturkan aku pada kenyataan. Saat Terbangun dan tersadar, Aku sendirian lagi. Saat Satu persatu kunang kunang memadamkan kedipannya Aku mulai melangkah, Sunyi tanpamu, Namun aku tahu harus terus melangkah…. Pergi sejauh jauhnya dari mu Dari kenangan akan cinta.. Aku dikhianati dan tak ingin membalasnya padamu.. Di langit, gemintang bersinar menantang gerimis yang turun Disudut dunia, dia tampak terpojok meratap Diantara lentera usang yang menyala temaram Semakin menambah kemalangan nasib yang menimpa Senantiasa sepi dan duka selalu dirasakan Derita yang ia rasakan telah terlalu panjang Sebutan sebagai anak yatim piatu bukan keinginanya Beranjak merangkak sendiri diantara belantara hidup Yang terkadang duniapun melupakan dan menindasnya Hari-harinya dipenuhi segenggam kegamangan Tak ada tempat bernaung dan bersandar Tak memiliki tempat tuk berkeluh kesah Sendiri meronta layak ditengah padang pasir Setumpuk penderitaan di kecap sejak dia menyendiri Sudah lama dia tak merasakan sejuknya sapaan hati Sentuhan lembut ayah dan ibu kini telah tiada Cinta, kasih dan sayang,, terlepas dari dirinya Apakah kita tega dengan segala keangkuhan kita Hanya kita tempat dia harus berlindung atas nasibnya Kita jua yang harus menyentuh jiwanya yang gersang Membantunya agar tetap tegar bertahan menjalani kehidupan Di dinding hati tercorak kisah Menyikap tabir berkejaran dijiwa Menunggu terjemput sepucuk cinta Sepenggal hasrat disekeping hati Hasrat memburu menderap langkah Menjegal cerita segera bercahaya Mengegas waktu bertatap mesra Berpeluk kasih membuang hampa Jangan beranjak pergi jua melepas Dari altar cinta walau penuh melodrama Tak terharap menenggelamkan kisah Yang berpalung dihati melekat dijiwa Berhasrat tuntaskan gundah terdenting Menuntun pahatan cinta yang terpatri Membingkai rindu di kisah berprasasti Bersamamu juwitaku sang kumala hati Kala sapa terpaksa tak terucap walau selintas Namun engkau tetap tertatap dengan hati Walau diantara kita tersekat berjauhan Engkau tetap penawan hati yang terkasih Dengan membisukan diri dari seribu bahasa rindu Tanpa sebilah kata sepatah sapa yang terulur Kejam memang membiarkan dirimu hanya termangu Menjadikan dirimu gundah semakin celaru Bukan karna buta hati menutupi sukma Bila tak jua bergerak menatap dalam mesra Bukan jua karna gusar lantas melenggang Seakan mengubur kisah rindu yang terkenang Diantara nafas yang masih terus bergulir Mengukuhkan sebilah kaligrafi kata direlung hati Kan tetap menjadikanmu yang terindah dihati Menghuni bingkai cinta dalam kisah yang menyepi Ku titip salam rindu lewat angin malam Bersama seluruh cinta yang tak pernah padam Pada seseorang yang aku selalu ada dalam doanya Dalam langkahku dalam asanya Yang dalam diriku mengalir darahnya Kutitip segenap cinta lewat angin malam Desiran yang memeriahkan mata Sebab rinduku sudah menjelma Membuat kristal kristal bening mengalir dipipiku Kutitip lewat anginnya malam Yang mengingatkn aku pada kelembutannya Akupun berbisik pelan nan lirih “Aku meRINDUKANMUmu, aku selalu berdoa untukmu, semoga Tuhan selalu melindungimu, dan semoga hidupmu bahagia” BIARKANLAH AKU tetap menjadi pengagummu
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

mau kemana..???? komentar nya disini