JEJAK SANG PENGAGUM
Sayap sayap sang pengantar pesan menutupi kesadaranku
Pelukannya seperti cengkeraman malam pada bumi,
Erat dan pasti.
Wajahnya yang berduka meneguhkan hatiku
Tapi tubuh dan jiwa ini tak mampu bertahan,
Hanya mampu ditentramkan dalam keheningan
Saat kegelapan sepenuhnya melindungiku,
Aku tak lagi sadarkan diri.
Cahaya mata malam dilangit membenturkan aku pada kenyataan.
Saat Terbangun dan tersadar, Aku sendirian lagi.
Saat Satu persatu kunang kunang memadamkan kedipannya
Aku mulai melangkah, Sunyi tanpamu,
Namun aku tahu harus terus melangkah….
Pergi sejauh jauhnya dari mu
Dari kenangan akan cinta..
Aku dikhianati dan tak ingin membalasnya padamu..
Di langit, gemintang bersinar menantang gerimis yang turun
Disudut dunia, dia tampak terpojok meratap
Diantara lentera usang yang menyala temaram
Semakin menambah kemalangan nasib yang menimpa
Senantiasa sepi dan duka selalu dirasakan
Derita yang ia rasakan telah terlalu panjang
Sebutan sebagai anak yatim piatu bukan keinginanya
Beranjak merangkak sendiri diantara belantara hidup
Yang terkadang duniapun melupakan dan menindasnya
Hari-harinya dipenuhi segenggam kegamangan
Tak ada tempat bernaung dan bersandar
Tak memiliki tempat tuk berkeluh kesah
Sendiri meronta layak ditengah padang pasir
Setumpuk penderitaan di kecap sejak dia menyendiri
Sudah lama dia tak merasakan sejuknya sapaan hati
Sentuhan lembut ayah dan ibu kini telah tiada
Cinta, kasih dan sayang,, terlepas dari dirinya
Apakah kita tega dengan segala keangkuhan kita
Hanya kita tempat dia harus berlindung atas nasibnya
Kita jua yang harus menyentuh jiwanya yang gersang
Membantunya agar tetap tegar bertahan menjalani kehidupan
Di dinding hati tercorak kisah
Menyikap tabir berkejaran dijiwa
Menunggu terjemput sepucuk cinta
Sepenggal hasrat disekeping hati
Hasrat memburu menderap langkah
Menjegal cerita segera bercahaya
Mengegas waktu bertatap mesra
Berpeluk kasih membuang hampa
Jangan beranjak pergi jua melepas
Dari altar cinta walau penuh melodrama
Tak terharap menenggelamkan kisah
Yang berpalung dihati melekat dijiwa
Berhasrat tuntaskan gundah terdenting
Menuntun pahatan cinta yang terpatri
Membingkai rindu di kisah berprasasti
Bersamamu juwitaku sang kumala hati
Kala sapa terpaksa tak terucap walau selintas
Namun engkau tetap tertatap dengan hati
Walau diantara kita tersekat berjauhan
Engkau tetap penawan hati yang terkasih
Dengan membisukan diri dari seribu bahasa rindu
Tanpa sebilah kata sepatah sapa yang terulur
Kejam memang membiarkan dirimu hanya termangu
Menjadikan dirimu gundah semakin celaru
Bukan karna buta hati menutupi sukma
Bila tak jua bergerak menatap dalam mesra
Bukan jua karna gusar lantas melenggang
Seakan mengubur kisah rindu yang terkenang
Diantara nafas yang masih terus bergulir
Mengukuhkan sebilah kaligrafi kata direlung hati
Kan tetap menjadikanmu yang terindah dihati
Menghuni bingkai cinta dalam kisah yang menyepi
Ku titip salam rindu lewat angin malam
Bersama seluruh cinta yang tak pernah padam
Pada seseorang yang aku selalu ada dalam doanya
Dalam langkahku dalam asanya
Yang dalam diriku mengalir darahnya
Kutitip segenap cinta lewat angin malam
Desiran yang memeriahkan mata
Sebab rinduku sudah menjelma
Membuat kristal kristal bening mengalir dipipiku
Kutitip lewat anginnya malam
Yang mengingatkn aku pada kelembutannya
Akupun berbisik pelan nan lirih
“Aku meRINDUKANMUmu, aku selalu berdoa untukmu, semoga Tuhan selalu melindungimu, dan semoga hidupmu bahagia”
BIARKANLAH AKU tetap menjadi pengagummu
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
Copyright © 2013 eviweb.blogspot.com
0 Comments